Idul Fitri Hari Bahagia dan gembira

Idul Fitri Hari Bahagia dan gembira

Ied diambil dari kata audun العود yang berarti kembali; karena kebahagiaan umat Islam kembali hadir setiap tahunnya, atau dari kata aadatun العادة yang berarti kebiasaan; karena umat Islam terbiasa menyaksikan hari bahagia ini setiap tahunnya.

Al fithru berarti berbuka; sebagaimana sabda Nabi:
الصيام يوم يصوم الناس، الفطر يوم يفطر الناس
"Hari puasa itu dimana orang-orang berpuasa dan hari berbuka itu di mana orang-orang juga berbuka". (HR. Tirmidzi)

للصائم فرحتان: فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه
"Bagi orang berpuasa itu dua kebahagiaan: pertama berbahagia saat berbuka dan yang kedua berbahagia saat bertemu dg Tuhannya". (HR. Bukhori & Muslim)

Jadi idul fitri adalah hari kembali berbuka setelah menahan diri berpuasa selama satu bulan disertai rasa bahagia & gembira.

Bagi umat Islam yang mendasari kebahagiaan mereka adalah dua hal, yaitu; karunia Allah dan rahmat-Nya, bukan karena hal lainnya;
(قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَ ٰ⁠لِكَ فَلۡیَفۡرَحُوا۟ هُوَ خَیۡرࣱ مِّمَّا یَجۡمَعُونَ)
"Katakanlah (Muhammad), 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan'” (QS. Yunus: 58)

Selama seorang muslim masih mampu merasakan, menyadari dan meyakini akan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak bahagia & gembira dalam hidupnya, termasuk dalam kondisi terdesak, bahkan mungkin dalam kondisi genting sekalipun, sebagaimana yg dialami Nabi & Abu Bakar di gua Tsur saat dalam perjalanan hijrah ke Madinah;

ثَانِیَ ٱثۡنَیۡنِ إِذۡ هُمَا فِی ٱلۡغَارِ إِذۡ یَقُولُ لِصَـٰحِبِهِۦ لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَاۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِینَتَهُۥ عَلَیۡهِ وَأَیَّدَهُۥ بِجُنُودࣲ لَّمۡ تَرَوۡهَا)
"Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu". (QS. At Taubah: 40)

Atau saat umat Islam melihat pasukan ahzab yang mulai mengepung kota Madinah dalam perang khandaq/ahzab; justru mrk semakin yakin dengan keimanan & keislaman mereka;
وَلَمَّا رَءَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلۡأَحۡزَابَ قَالُوا۟ هَـٰذَا مَا وَعَدَنَا ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَصَدَقَ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥۚ وَمَا زَادَهُمۡ إِلَّاۤ إِیمَـٰنࣰا وَتَسۡلِیمࣰا)
"Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka". (QS. Al Ahzab: 22)

Ada beberapa instrumen untuk memastikan semua orang berbahagia pada hari raya idul fitri, yaitu:

  • Diwajibkannya zakat fitrah; fungsinya untuk kebahagiaan lahir & batin kpd pemberi & penerimanya sekaligus, agar semua orang tercukupi makanannya pada hari bahagia tersebut.
    فرض رسولُ اللهِ ﷺ زكاة الفطرِ طُهرَةً للصائمِ من اللغوِ والرفثِ وطُعْمَةً للمساكينِ
    "Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah; sebagai pembersih bagi orang yg berpuasa dr perbuatan sia-sia dan perkataan kotor, dan menjadi makanan bagi orang-orang miskin". (HR. Abu Daud)

  • Semua orang diminta hadir di tempat shalat ied oleh Nabi SAW. termasuk wanita yang sedang haid.
    أخرِجوا العواتقَ وذواتِ الخدورِ ليَشْهدنَ العيدَ ودعوةَ المسلمينَ وليجتنبنَّ الحيَّضُ مصلّى النّاسِ
    "Hadirkan semua wanita yg sudah baligh dan para gadis remaja; agar mrk semua menyaksikan hari raya ini dan doa umat Islam, sementara para wanita yg sedang haid hendaknya menjauhi tempat shalatnya". (HR. Nasa'i dan Ibnu Majah)

  • Nabi SAW. juga tidak mengingkari lagu penyemangat dg iringan rebana.
    Di rumah Aisyah ada 2 orang gadis remaja Anshor yg sedang berdendang, sementara Nabi hadir di situ tapi beliau tidak menikmati, juga tidak mengingkarinya, tidak lama Abu Bakar datang ia berkata: "Apakah seruling syetan ada di dalam rumah Nabi ?", ia tidak tau kalau Nabi ada di dalam seraya beliau menghampiri Abu Bakar dan bersabda:
    دَعهما يا أبا بَكْرٍ ! إنَّها أيّامُ عيدٍ
    "Biarkan wahai Abu Bakar, karena hari ini adalah hari raya". (HR. Muslim)
    يا أبا بَكْرٍ، إنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وهذا عِيدُنا
    "Biarkan wahai Abu Bakar; karena setiap kaum memiliki hari rayanya sendiri, dan hari ini adalah hari raya kita". (HR. Bukhori)

  • Nabi SAW. & Aisyah RA. ikut menyaksikan pertunjukan tombak & perisai.
    يَلْعَبُ السُّودانُ بالدَّرَقِ والحِرابِ، فَإِمّا سَأَلْتُ النبيَّ ﷺ، وإمّا قالَ: تَشْتَهِينَ تَنْظُرِينَ؟ فَقُلتُ: نَعَمْ، فأقامَنِي وراءَهُ، خَدِّي على خَدِّهِ، وهو يقولُ: دُونَكُمْ يا بَنِي أرْفِدَةَ حتّى إذا مَلِلْتُ، قالَ: حَسْبُكِ؟ قُلتُ: نَعَمْ، قالَ: فاذْهَبِي.
    "Orang-orang Habasyah sedang bermain tombak dan perisai, antara saya bertanya kepada beliau atau Nabi bertanya kepadaku: "ingin lihat ?", ia berkata: "iya", beliau memposisikanku dibelakangnya, pipiku menempel pada pipi beliau, setelah aku merasa bosan, beliau berkata: "sudah cukup?", aku menjawab: "ya", lalu beliau mengajakku pergi". (HR. Bukhori dan Muslim)

Ada 4 indikator kebahagiaan hidup yang disebutkan oleh Nabi dalam sabdanya;
أربعٌ من السعادةِ: المرأةُ الصالحةُ، والمسكنُ الواسعُ، والجارُ الصالحُ، والمركبُ الهنيءُ.

"Empat hal termasuk indikator kebahagiaan (manusia); wanita sholihah, rumah yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman".

  1. Wanita Sholihah sebagai tanda stabilitas emosionalnya
    Sebagaimana laki2 butuh ketenangan dalam hidupnya dengan hadirnya pasangannya, wanita juga butuh kehadiran suami sebagai sandaran dan qawam dalam hidupnya. Keduanya saling melengkapi dan saling membutuhkan satu sama lain; sehingga akan menjadi indikator hadirnya kebahagiaan pada diri keduanya dan keluarga besarnya.

    Sebelum diciptakannya ibunda Hawa, Nabi Adam AS. terlihat gelisah dan tidak tenang meskipun hidup di surga dg segala kenikmatan di dalamnya, begitu ibunda Hawa diciptakan kondisi Nabi Adam berubah dan ketenangan pun hadir, namun bersama ketenanga. & kebahagiaan itu hadir pula ujian, sehingga keduanya harus diturunkan ke bumi secara terpisah, sebagai ujian untuk merajut kembali ketenangan & kebahagiaan yg sudah terjalin sebelumnya di surga.

    Kira-kira apa balasan bagi wanita sholihah ?, Nabi bersabda;
    إذا صلَّتِ المرأةُ خَمْسَها وصامتْ شهرَها وحصَّنتْ فرْجَها وأطاعت بعلَها دخَلتْ مِن أيِّ أبوابِ الجنَّةِ شاءتْ
    "Jika seorang wanita shalat lima waktunya, puasa bulan ramadhannya, menjaga kemaluannya dan taat kpd suaminya; maja ia telah memilih masuk surgadari pintu mana saja yg ia inginkan". (HR. Ibnu Hibban & Thabrani).

  2. Rumah yang luas sebagai tanda stabilitas finansialnya
    Yang dimaksud adalah rumah yg cukup untuk menampung semua anggota keluarganya untuk menjaga privasi masing-masing dari mereka. Ukuran rumah menyesuaikan besar dan kecilnya sebuah anggota keluarganya. Batasannya tidak terlalu sempit tapi juga tidak sampai pada batas israf berlebihan yg tidak perlu.

  3. Tetangga yang baik sebagai tanda stabilitas sosialnya
    Bersyukurlah jika anda saat ini mempunyai tetangga kanan dan kiri yang baik, namun bukan berarti setiap orang hanya mencari lingkungan yg baik2 saja, jika semua orang berfikir demikian lalu siapa yg akan memperbaiki lingkungan yg tidak baik?, justru jika saat ini ada yg mempunyai tetangga yg tidak baik, maka kita berusaha untuk menjadikannya ladang amal sholeh dan berbuah pahala. Nabi bersabda:
    المؤمنُ الذي يخالطُ الناسَ ويَصبرُ على أذاهم خيرٌ منَ الذي لا يُخالطُ الناسَ ولا يصبرُ على أذاهمْ
    "Orang beriman yg berbaur dg manusia dan sabar dengan gangguan mrk lebih baik dari pada mukmin yg tdk berbaur dg mrk dan tidak sabar dengan gangguan mereka". (HR. Bukhori, Ahmad, Ibnu Majah)

  4. Kendaraan yg nyaman sebagai tanda kestabilan mobilitasnya
    Kendaraan ini menunjang pergerakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, semakin orang mudah dan cepat untuk mobilitas hariannya maka orang akan merasakan kebahagiaan, karena kebutuhannya tercukupi. Batasannya tidak sampai mengalami kesulitan untuk berpindah tempat namun juga tidak sampai pada israf berlebihan yg dilarang.

Dari situlah kenapa kita diminta bertakbir, tahlil dan tahmid untuk mengagungkan nama-nama Allah diawal bulan Syawal; agar umat Islam bersyukur karena telah merasakan kebahagiaan lahir dan batin pd hari raya ini.
 وَلِتُكۡمِلُوا۟ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
"Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur".

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
تقبل الله منا ومنكم صالح الأعمال
كل عام وأنتم بخير